Minggu, 12 November 2023

Teori Komunikasi Massa 2

Efek Media Massa

Study Tentang Efek Media Massa
Sarjana komunikasi awal mengasumsikan bahwa media massa sangat kuat dalam mempengaruhi khalayak. Namun pada tahun 1940an muncul keraguan atas pernyataan tersebut.
Powerfull Effects Theory ( teori efek yang kuat )
Teori ini didasarkan pada buku karya Walter Lippman ( 1922 ), Public Opinion. Dalam buku tersebut Lippman berpendapat bahwa gambaran realita dibentuk dengan sangat kuat oleh media massa, dengan kata lain efek media mssa bersifat langsung. Dari teori Lippman inilah muncul teori efek kuat beberapa tahun kemudian.
Teori efek kuat ini juga mengasumsikan bahwa media massa dapat menyuntikan informasi, ide, dan bahkan propaganda ke public.
Minimalist efek Theory ( teori efek minimalis )
Menurut teori ini efek media massa kebanyakan bersifat tidak langsung. Teori ini muncul sebagi bentuk keraguan terhadap teori efek yang kuat.
1.       Model Alur Dua Langkah
Model ini menunjukan bahwa apapun efek media terhadap mayoritas populasi, efek itu akan disalurkan melalui pemimpin opini. Pemimpin opini seperti : Pendeta/ Ulama, guru, tokoh masyarakat, dll. Dari model ini kemudian dikembangkan lagi menjadi model alur banyak langkah.
2.       Status Conferall
Disini media membuat suatu isu, atau seseorang bisa menonjol dengan memberi mereka liputan yang luas, sebaliknya isu dan tokoh yang diabaikan akan tenggelam. Hal ini juga berhubungan dengan Agenda Setting ( Penentuan Agenda ).
3.       Narcoticizing Dysfunction
Orang menipu diri mereka sendiri dengan percaya bahwa mereka sudah melakukan sesuatu padahal mereka hanya mendapat informasi.
Commulative Effects Theory
Teori ini berpendapat bahwa efek media tidak punya efek langsung yang kuat, tapi efek ini akan terus menguat seiring berjalannya waktu.  Dari teori ini juga akan muncul pendapat  dominan, yang bila menggunakan media maka akan menjadi pendapat umum yang diakui bersama meskipun belim tentu benar, hal inilah yang menciptakan munculnya teori Spiral kekerasan, dimana pendapat minoritas diintimidasi agar dibungkam.
Third Person
Konsep ini digagas oleh W.P. Davidson ( 1983 ), yang menjelaskan bahwa satu orang melebih lebihkan efek pesan media kepada orang lain
Teori Teori di Massa Depan.
Ada beberapa proyek seminal tentang komunikasi massa di antaranya :
1.       Payne Fund Studies ( 1930-an ) menghasilkan dasar dasar teoritis tentang efek film terhadap anak anak.
2.       “ War Of The World “ study ( 1940 ) oleh Handley Cantril, menayakan tentang efek langsung media massa terhadap khalayak.
3.       Lazarfeld Studies ( 1940 & 1948 ), pemahaman baru tentang bagaiman komunikasi massa mempengaruhi orang.
Study penggunaan Dan Grafikasi
Berawal pada 1940-an, dimana banyak sarjana Komunikasi melihat bahwa individu menggunakan media untuk memenuhi atau memuaskan ( grafikasi ) kebutuhan mereka.
Tantangan terhadap kepasifan Audien. Para sarjana ingin melihat alasan individu menggunakan media. Dan hasilnya riset menunjukan bahwa individu menggunakan media untuk memenuhi kebutuhan mereka. Selain itu juga ada alasan lain seperti untuk mengawasi, sosialisasi, dan diversi.
1.       Fungsi Mengawasi :  media memberikan informasi tentang apa yang terjadi, sehingga individu bisa ikut memantau dan mengawasi lingkungan global.
2.       Fungsi sosialisasi  : media membantu orang menyelaraskan diri dengan masyarakat. Dalam fungsi ini terdapat satu fungsi yang kurang positif, yaitu interaksi parasosial : perasaan palsu tentang partisipasi dalam dialog.
3.       Fungsi Diversi :  merupakan ungsi pengalihan dai media, dalam fngsi ini media menyiapkan hiburan yang hasilnya berupa : stimulasi, Relaksasi, dan Pelepasan.
Teori Konsistensi. Teori ini memaparkan bahwa orang memilih pesan media yang sesuai dengan pandangan dan nilai individual mereka.
Selektivitas Individu
1.       Selective Exposure : orang memilih beberapa media ketimbang media lain yang menguatkan nilai individual mereka.
2.       Selective perceptions : orang cenderung mendengar apa yang ingin mereka dengar.
3.       Selective Retention : secara tak sadar orang mempertahankan beberapa kejadian dan pesan, ,mengabaikan kejadian dan pesan lainnya. dan selectives Recall : orang mengingat beberapa kejadian dan pesan dalam waktu lama, dan melupakan lainnya.

SOsialisasi
Merupakan salah satu fungsi media dalam membawa anak anak masuk ke masyarakat.
 Peran media sebagai pengantar. disini media massa memeiliki pengaruh yang sangat besar terhadap perilaku dan tingkah laku anak anak. Dalam hal ini media massa menjadi media sosialisasi / prososial yaitu sosialisasi untuk mempertahanka nilai nilai positif.
Model Peran. Disini setiap individu memiliki perbedaan sikap dalam menerima isi pesan media. Namun pengaruh dari media ini sangat tidak terelakan. Sehingga apa yang disuntkan media akan menjadi role model bagi setiap individu dalam berperilaku sehari hari.
Stereotyping. Menggunakan gaya umum untuk memfasilitasi penceritaan.
Sosialisasi dengan menguping. media massa seperti televise, membuka peluang bagi segalah kalangan usia dan gender untuk mengetahui berbagi hal.
Kekerasan yang digambarkan di media.
Tayangan kekerasan dimedia ternyata ditiru oleh beberapa individu. Namun beberapa pakar malah mengaku bahwa tayangan kekerasan dimedia malah mereduksi perilaku agresif di dunia nyata.
Belajar Tentang Kekerasan.  Dalam hal ini terdapat pembelajaran observasional, yaitu : teori bahwa orang mempelajari perilaku dengan melihatnya dalam kehidupan nyata dan dalam penggambaran.
Sisi positif tayangan kekerasan di media. Dalam hal terdapat Efek Cathartic, yang mengkalaim bahwa orang telah melepaskan kecenderungan kekerasan dengan melihat kekerasan itu digambarkan.
Mendorong tindakan yang positif secara social.  Penanyangan kekerasan akan mendorong orang untuk berperilaku positif secara social.
Sisi negative tayangan kekerasan di Media.
- stimulasi agresive : orang diilhani oleh penggambaran media dalam melakukan kekerasan.
- studi boneka bobo : anak anak tampak lebih kasar setelah menonton kekerasan di film.
Teori Catalytic. Kekerasan di media adalah salah satu factor yang terkadang memberi kontribusi pada tindak kekersasan di dunia nyata.
Efek yang melemahkan secara social.  Kekerasan di televise membuat orang berpikir bahwa  mereka berada di dunia yang jauh lebih berbahaya.
Toleransi terhadap kekerasan. Teori Desensitisasi, toleransi terhadap kekerasan rill meningkat akibat dari tayangan  kekerasan di media.
Studi kekerasan.
-          Violence  Assesment Monitoring Project. Melakukan studi non kekerasan kontekstual dan menemukan lebih sedikit penggambaran media ketimbang yang dikira.
Agenda Setting oleh Media Untuk Individu.
Pemilihan isu oleh media. Hal ini lebih dikenal dengan Agenda Setting, dimana media ikut menciptakan prioritas bagi para audiencenya, sehingga audience mengikuti pemberitaan media.ada beberap level yaitu : penciptaan kesadaran, menentukan prioritas, mempertahankan isu.
Agenda Setting Intramedia. Media dalam memutuskan isu yang akan dimuat selalu berpatokan pada ketertarikan dari audiencenya. Selain itu suatu media juga selalu memantau media lainnya dalam melihat agenda yang mereka angkat. Hal ini menunjukan bahwa media massa memainkan peran kepemimpinan dalam Agenda Setting.
Kecemasan dan Apati yang ditembulkan Media.
Beberapa teori mengatakan bahwa melimpahnya informasi dan akses ke ide ide dan hiburan dapat menciptakan kecemasan informasional.teori lain bahkan menyatakan bahwa media berita mendorong kepastian kepasifan.
Kecemasan Informasi. Polusi informasi : media membanjiri orang dengan informasi tanpa menentukan prioritas.
Kepasifan yang disebabkan oleh media.  Media mendorong orang menjauh dari keterlibatan social.sebab menimbulkan kemalasan.

Komunikasi Media Massa

Teori Efek (Effect Theory) 


Penelitian tentang pesan kekerasan di media terhadap anak-anak ini, membahas Powerful Effect. Alasannya adalah karena selanjutnya peneliti memakai teori kultivasi untuk mengukur dampak kekerasan media terhadap anak-anak, dengan pemikiran bahwa media akan berpengaruh bagi anak-anak baik secara kognitif, afektif, maupun behavioral (Hipodermic Needle Theory). Berikut ini adalah penjelasan historis mengenai teori efek:
·         Powerful Effect
Pada mulanya para peneliti kamonukasi percaya pada teori Hipodermic Needle atau yang mirip dengan itu, teori Magic Bullet. Dalam teori Magic Bullet, media seperti sebuah pistol yang menembakkan pesan kepada khalayak (audience). Sedangkan teori Hipodermik Needle menggunakan analogi yang berbeda yaitu dengan mengumpamakan media seperti jarum yang menyuntikkan pesan kepada khalayak. Kedua metafora ini menyatakan bahwa penyebab individu-individu berpikir dan berperilaku adalah merujuk pada pesan yang mereka terima. Jadi, teori-teori ini berpendapat bahwa media begitu kuat sehingga mereka dapat langsung mempengaruhi khalayak sesuai dengan cara yang dimaksudkan oleh pendesain pesan. Pendeknya, para peneliti di era awal perkembangan ilmu komunikasi ini berasumsi bahwa media memiliki kekuatan untuk memberitahu orang tentang apa yang harus dipikir dan bagaimana harus berperilaku.
Teori ini memiliki kelemahan yaitu semua khalayak dianggap sama, baik dalam berpikir maupun berperilaku. Perbedaan usia, ras, etnis, jenis kelamin, atau status sosial dan ekonomi tidak mempengaruhi cara orang mengintepretasikan informasi yang diterima dari media. Para peneliti tersebut tidak memperhitungkan fakta bahwa orang mungkin bereaksi berbeda pada pesan yang sama. Khalayak dianggap pasif dan dapat dimanipulasi (Baldwin, Perry & Moffitt, 2004, hlm.194-195). Oleh karena itu, Raymond Bauer kemudian menyangkalnya dan engatakan bahwa khalayak media sebenarnya “keras kepala”. Bauer juga mengatakan banyak variabel yang dapat membentuk efek dalam bermacam-macam cara (Littlejohn & Foss, 2005, hlm.298).
Teori Hipodermic Neddle kemudian diikuti dengan model Two-Step Flow. Disini khalayak tidak semata-mata hanya dipengaruhi oleh media saja melainkan diakui adanya Opinion Leaders. Wright mengatakan individu-individu yang, lewat kontak dari hari ke hari, mempengaruhi orang-orang lain dalam pengambilan keputusan dan pembentukan pendapat (Tubbs & Moss, 2000, hlm.208). Individu-individu tersebut misalnya keuarga, teman, rekan kerja, dan lain-lain. Model Two-Step Flow pun lama-lama berkembang dan memunculkan model Multi-Step Flow.


·         Limited Effect
Scharmm dan Roberts (1971, hlm.191) melukiskan pandangan baru mengenai khlayak komunikasi masa kini: Suatu khalayak yang sangat aktif mencari apa yang mereka inginkan, menolak lebih banyak isi media, daripada menerimanya, berinteraksi dengan anggota-anggota kelompok yang mereka masuki dengan isi media yang mereka terima, dan sering menguji pesan media massa dengan membicarakannya dengan orang-orang lain atau membandingkannya dengan isi media lainnya (Tubbs & Moss, 2000, hlm.209).
Meski teori Limited Effects meruntuhkan asumsi-asumsi Powerful Media, mereka menegaskan pengaruh dari hubungan-hubungan sosial dan proses psikologis individual. Para peneliti lebih lagi berkonsentrasi pada perbedaan di antara individu-individu dalam sebuah khalayak, seperti perbedaan usia, ras, etnis, dan jenis kelamin. Mereka juga mulai mempertimbangkan pengaruh-pengaruh sosial, seperti keanggotaaan politik, agama, dan terutama status ekonomi. Banyak peneliti setuju pada klaim Joseph Klapper (1960) bahwa media hanya merupakan salah satu bagian dari sebuah puzzle, dan perhatian lebih diberikan pada bagaimana individua-individu menginterpretasi pesan-pesan dan bagaimana jenis-jenis pengauh sosial lainnya membentuk persepsi (Baldwin, Perry & Moffitt, 2004, hlm.195-196).

·         Moderate Effect
Inti dari perspektif ini adalah gagasan mengenai khalayak aktif yang menggunakan isi media untuk menciptakan pengalaman (Bryant & Street, 1988). Perspektif Moderat Effect menyatakan pentingnya pengaruh media dapat terjadi pada masa yang lebih lama sebagai sebuah akibat langsung dari khalayak. Khalayak dapat membuat media menyajikan tujuan pasti, seperti menggunakan media untuk mempelajari informasi dan memperoleh pengalaman.
Perspektif ini adalah kelanjutan dari teori Limited Effect yang menekankan adanya selektivitas yang dilakukan khalayak dalam mengkonsumsi media. Perspektif ini membahas tentang selective exposure, yaitu suatu kecenderungan untuk memilih komunikasi yang akan menegaskan pendapat, sikap, dan nilai-nilai diri sendiri. Orang cenderung menyukai dan mencari orang-orang yang kepercayaan, sikap, dan nilai-nilainya serupa dengan dirinya, dan tidak menyukai serta menghindari orang-orang yang dipandang berbeda dalam hal-hal ini (Tubbs & Moss, 2000, hlm.209-210).
Peneliti mulai menguji bagaimana orang-orang menginterpretaikan pesan secara berbeda melalui selective attentionsellective perception, dan selective retention. Ini berarti para peneliti mulai menguji pesan seperti apa yang menarik orang-orang, mengapa orang-orang memiliki interpretasi yang berbeda-beda pada pesan yang sama, dan mengapa orang mengingat hal-hal yang berbeda-beda dari sebuah pesan (Baldwin, Perry & Moffitt, 2004, hlm.195).
Sepanjang tahun 1970 dan 1980, para peneliti kembali berpikir bahwa media bisa saja memainkan peranan yang kuat. Mereka mengakui bahwa efek media mungkin terbatas, tapi di beberapa area efek yang kuat mulai terlihat (Baldwin, Perry & Moffitt, 2004, hlm.196).
Mungkin tokoh yang paling vokal pada era ini adalah Elisabeth Noelle-Neumann. Noelle-Neumann percaya bahwa teori limited effect telah mengubah interpretasi hasil-hasil penelitian selama bertahun-tahun. Ia juga mengatakan bahwa dogma “ketidakberdayaan media” tidak lagi dapat dipertahankan. Ia menyatakan sejarah teori komunikasi bagai pendulum, yang berayun dari pekerjaan Klapper yang terkenal sampai pada saat ini, yaitu kebanyakan para peneliti percaya bahwa media memiliki kekuatan untuk mempengaruhi (Littlejohn & Foss, 2005, hlm.299).
Paradigma limited but powerfull effect mengakomodasi beberapa dari teori-teori limited effect juga beberapa dari model-model powerful effectTeori dependensi media, framing, dan agenda setting merefleksikan ide bahwa efek media terbatas hanya pada satu dimensi dari sebuah topik dan tidak menghubungkan pengaruh yang luas kepada media. Apa yang bisa dikatakan penelitian limited but powerfull effect adalah bahwa media kadang memainkan peranan yang kuat dalam membentuk ide dan perilaku orang-orang, kadang media hanya berpengaruh kecil terhadap khalayak (Baldwin, Perry & Moffitt, 2004, hlm.197).



Daftar Pustaka :


Baldwin, John R; Stephen D.P; Mary A.M. (2004)Communication Theories for Everyday Life. United States of AmericaPearson Education, Inc:.


Littlejohn, Stephen W; Karen A.F. (2005)Theories of Human Communication. Thomson.

Tubbs, Stewart L; Sylvia M. (2000). Human Communication: konteks-konteks komunikasi, buku 2, terjemahan: Deddy MulyanaBandung: PT Remaja Rosdakarya. 

TEORI KOMUNIKASI MASSA 1

Komunikasi Massa (Mass Communication) adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak (Surat Kabar, Majalah) atau elektronik (radio, televisi) yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan, yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar dibanyak tempat.

1. Teori Pengaruh Tradisi (The Effect Tradition)
Teori pengaruh komunikasi massa dalam perkembangannya telah mengalami perubahan yang kelihatan berliku-liku dalam abad ini. Dari awalnya, para peneliti percaya pada teori pengaruh komunikasi “peluru ajaib” (bullet theory) Individu-individu dipercaya sebagai dipengaruhi langsung dan secara besar oleh pesan media, karena media dianggap berkuasa dalam membentuk opini publik. Menurut model ini, jika Anda melihat iklan Close Up maka setelah menonton iklan Close Up maka Anda seharusnya mencoba Close Up saat menggosok gigi.
Kemudian pada tahun 50-an, ketika aliran hipotesis dua langkah (two step flow) menjadi populer, media pengaruh dianggap sebagai sesuatu yang memiliki pengaruh yang minimal. Misalnya iklan Close Up dipercaya tidak akan secara langsung mempengaruhi banyak orang-orang untuk mencobanya. Kemudian dalam 1960-an, berkembang wacana baru yang mendukung minimalnya pengaruh media massa, yaitu bahwa pengaruh media massa juga ditengahi oleh variabel lain. Suatu kekuatan dari iklan Close Up secara komersil atau tidak untuk mampu mempengaruhi khalayak agar mengkonsumsinya, tergantung pada variabel lain. Sehingga pada saat itu pengaruh media dianggap terbatas (limited-effects model).

Sekarang setelah riset di tahun 1970-an dan 1980-an, banyak ilmuwan komunikasi sudah kembali ke powerful-effects model, di mana media dianggap memiliki pengaruh yang kuat, terutama media televisi.Ahli komunikasi massa yang sangat mendukung keberadaan teori mengenai pengaruh kuat yang ditimbulkan oleh media massa adalah Noelle-Neumann melalui pandangannya mengenai gelombang kebisuan.

2. Uses, Gratifications and Depedency
Salah satu dari teori komunikasi massa yang populer dan serimg diguankan sebagai kerangka teori dalam mengkaji realitas komunikasi massa adalah uses and gratifications. Pendekatan uses and gratifications menekankan riset komunikasi massa pada konsumen pesan atau komunikasi dan tidak begitu memperhatikan mengenai pesannya. Kajian yang dilakukan dalam ranah uses and gratifications mencoba untuk menjawab pertanyan : “Mengapa orang menggunakan media dan apa yang mereka gunakan untuk media?” (McQuail, 2002 : 388). Di sini sikap dasarnya diringkas sebagai berikut :

Studi pengaruh yang klasik pada mulanya mempunyai anggapan bahwa konsumen media, bukannya pesan media, sebagai titik awal kajian dalam komunikasi massa. Dalam kajian ini yang diteliti adalah perilaku komunikasi khalayak dalam relasinya dengan pengalaman langsungnya dengan media massa. Khalayak diasumsikan sebagai bagian dari khalayak yang aktif dalam memanfaatkan muatan media, bukannya secara pasif saat mengkonsumsi media massa(Rubin dalam Littlejohn, 1996 : 345).

Di sini khalayak diasumsikan sebagai aktif dan diarahkan oleh tujuan. Anggota khalayak dianggap memiliki tanggung jawab sendiri dalam mengadakan pemilihan terhadap media massa untuk mengetahui kebutuhannya, memenuhi kebutuhannya dan bagaimana cara memenuhinya. Media massa dianggap sebagai hanya sebagai salah satu cara memenuhi kebutuhan individu dan individu boleh memenuhi kebutuhan mereka melalui media massa atau dengan suatu cara lain. Riset yang dilakukan dengan pendekatan ini pertama kali dilakukan pada tahun 1940-an oleh Paul Lazarfeld yang meneliti alasan masyarakat terhadap acara radio berupa opera sabun dan kuis serta alasan mereka membaca berita di surat kabar (McQuail, 2002 : 387). Kebanyakan perempuan yang mendengarkan opera sabun di radio beralasan bahwa dengan mendengarkan opera sabun mereka dapat memperoleh gambaran ibu rumah tangga dan istri yang ideal atau dengan mendengarkan opera sabun mereka merasa dapat melepas segala emosi yang mereka miliki. Sedangkan para pembaca surat kabar beralasan bahwa dengan membeca surat kabar mereka selain mendapat informasi yang berguna, mereka juga mendapatkan rasa aman, saling berbagai informasi dan rutinitas keseharian (McQuail, 2002 : 387).

Riset yang lebih mutakhir dilakukan oleh Dennis McQuail dan kawan-kawan dan mereka menemukan empat tipologi motivasi khalayak yang terangkum dalam skema media – persons interactions sebagai berikut :
Diversion, yaitu melepaskan diri dari rutinitas dan masalah; sarana pelepasan emosi
Personal relationships, yaitu persahabatan; kegunaan sosial
Personal identity, yaitu referensi diri; eksplorasi realitas; penguatan nilai
Surveillance (bentuk-bentuk pencarian informasi) (McQuail, 2002 : 388).
Seperti yang telah kita diskusikan di atas, uses and gratifications merupakan suatu gagasan menarik, tetapi pendekatan ini tidak mampu melakukan eksplorasi terhadap berbagai hal secara lebih mendalam. Untuk itu mari sekarang kita mendiskusikan beberapa perluasan dari pendekatan yang dilakukan dengan teori uses and gratifications.

3. Teori Pengharapan Nilai (The Expectacy-Value Theory)
Phillip Palmgreen berusaha mengatasi kurangnya unsur kelekatan yang ada di dalam teori uses and gratification dengan menciptakan suatu teori yang disebutnya sebagai expectance-value theory (teori pengharapan nilai).
Dalam kerangka pemikiran teori ini, kepuasan yang Anda cari dari media ditentukan oleh sikap Anda terhadap media –kepercayaan Anda tentang apa yang suatu medium dapat berikan kepada Anda dan evaluasi Anda tentang bahan tersebut. Sebagai contoh, jika Anda percaya bahwa situated comedy (sitcoms), seperti Bajaj Bajuri menyediakan hiburan dan Anda senang dihibur, Anda akan mencari kepuasan terhadap kebutuhan hiburan Anda dengan menyaksikan sitcoms. Jika, pada sisi lain, Anda percaya bahwa sitcoms menyediakan suatu pandangan hidup yang tak realistis dan Anda tidak menyukai hal seperti ini Anda akan menghindari untuk melihatnya.

4. Teori Ketergantungan (Dependency Theory)
Teori ketergantungan terhadap media mula-mula diutarakan oleh Sandra Ball-Rokeach dan Melvin Defleur. Seperti teori uses and gratifications, pendekatan ini juga menolak asumsi kausal dari awal hipotesis penguatan. Untuk mengatasi kelemahan ini, pengarang ini mengambil suatu pendekatan sistem yang lebih jauh. Di dalam model mereka mereka mengusulkan suatu relasi yang bersifat integral antara pendengar, media. dan sistem sosial yang lebih besar.
Sejalan dengan apa yang dikatakan oleh teori uses and gratifications, teori ini memprediksikan bahwa khalayak tergantung kepada informasi yang berasal dari media massa dalam rangka memenuhi kebutuhan khalayak bersangkutan serta mencapai tujuan tertentu dari proses konsumsi media massa. Namun perlu digarisbawahi bahwa khalayak tidak memiliki ketergantungan yang sama terhadap semua media. Lalu apa yang sebenarnya melandasi ketergantungan khalayak terhadap media massa ?

Ada dua jawaban mengenai hal ini. Pertama, khalayak akan menjadi lebih tergantung terhadap media yang telah memenuhi berbagai kebutuhan khalayak bersangkutan dibanding pada media yang menyediakan hanya beberapa kebutuhan saja. Jika misalnya, Anda mengikuti perkembangan persaingan antara Manchester United, Arsenal dan Chelsea secara serius, Anda mungkin akan menjadi tergantung pada tayangan langsung Liga Inggris di TV 7. Sedangkan orang lain yang lebih tertarik Liga Spanyol dan tidak tertarik akan Liga Inggris mungkin akan tidak mengetahui bahwa situs TV 7 berkaitan Liga Inggris telah di up date, atau tidak melihat pemberitaan Liga Inggris di Harian Kompas.

Sumber ketergantungan yang kedua adalah kondisi sosial. Model ini menunjukkan sistem media dan institusi sosial itu saling berhubungan dengan khalayak dalam menciptakan kebutuhan dan minat. Pada gilirannya hal ini akan mempengaruhi khalayak untuk memilih berbagai media, sehingga bukan sumber media massa yang menciptakan ketergantungan, melainkan kondisi sosial.
Untuk mengukur efek yang ditimbulkan media massa terhadap khalayak, ada beberapa metode yang dapat digunakan, yaitu riset eksperimen, survey dan riset etnografi.


Daftar Pustaka :

Mass Media and Human Communication Theory (1967)

Denis McQuail, McQuail’s Mass Communication Theory, Fifth Edition

Jumat, 28 April 2023

Pengembangan Rencana Bisnis di bidang TIK : Aspek Keuangan 2

 PENDAHULUAN

Rencana Bisnis TIK

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) telah berkembang sangat jauh saat ini baik terhadap cara berkomunikasi, cara belajar, cara bekerja, cara erbisnis, dan lain sebagainya. Diamana pada era informasi ini memberikan ruang lingkup yang sangat besar untuk mengorganisasikan segala kegiatan melalui cara baru, inovatif, instan, transparan, akurat, tepat waktu, lebih baik.

Begitu pula Bisnis di bidang TIK merupakan bisnis yang sedang berkembang . karena banyak manfaat dalam pengembangan di bidang TIK ini, salah satu manfaatnya yaitu bisnis di bidang Tik dan juga manfaat lain dari TIK yaitu memperkenalkan suatu usaha yang dijalankan kepada masyarakat umum, maka dari itu saya bermimpi dan ingin membuka usaha konsultan IT yang dapat membantu menyelesaikan suatu masalah serta memperbaiki struktur dan efisiensi dan system IT organisasi.

Dalam memulai bisnis dibidang jasa konsultasi IT ini di perlukan beberapa perlengkapan dan persiapan seperti :

  • Yang pertama kita memerlukan tempat dimana bisnis tersebut akan dikembangkan.
  • Beberapa peralatan yang dapat mendukung jalannya bisnis tersebut.
  • Serta membutuhkan beberapa orang yang berkompeten di bidangnya masing-masing.

Untuk memperkenalkan atau memasarkan Konsultan IT ini kepada para client dibutuhkan Dapat memasarkan secara online menggunakan internet dalam menjual jasanya ini. Atau dapat juga dengan Iklan atau brosur. Dengan pemanfaatan TIK sebagai untuk memajukan usaha yang dibangun. Karena TIK dapat mendorong pertumbuhan ekonomi serta sektor kehidupan yang lebih baik.

Sehingga dapat dilihat dampkanya dengan kemajuan TIK tersebut semua proses kerja dan konten akan ditransformasikan dari fisik dan statis menjadi digital, mobile, virtual dan personal. Akibatnya kecepatan kinerja bisnis meningkat dengan cepat. Kecepatan proses meningkat sangat tajam di banyak aktivitas modern manusia dan hal ini diharapkan memberi keuntungan yang lebih bagi Indonesia.

Pengembangan rencana bisnis di bidang TIK : Aspek Keuangan 2

1. CASH FLOW

A. Pengertian

Cash flow (aliran kas) merupakan “sejumlah uang kas yang keluar dan yang masuk sebagai akibat dari aktivitas perusahaan dengan kata lain adalah aliran kas yang terdiri dari aliran masuk dalam perusahaan dan aliran kas keluar perusahaan serta berapa saldonya setiap periode.

Hal utama yang perlu selalu diperhatikan yang mendasari dalam mengatur arus kas adalah memahami dengan jelas fungsi dana/uang yang kita miliki, kita simpan atau investasikan. Secara sederhana fungsi itu terbagi menjadi tiga yaitu :

  • Pertama, fungsi likuiditas, yaitu dana yang tersedia untuk tujuan memenuhi kebutuhan sehari-hari dan dapat dicairkan dalam waktu singkat relatif tanpa ada pengurangan investasi awal.
  • Kedua, fungsi anti inflasi, dana yang disimpan guna menghindari resiko penurunan pada daya beli di masa datang yang dapat dicairkan dengan relatif cepat.
  • Ketiga, capital growth, dana yang diperuntukkan untuk penambahan/perkembangan kekayaan dengan jangka waktu relatif panjang..

            Aliran kas yang berhubungan dengan suatu proyek dapat di bagi menjadi tiga kelompok yaitu :

a)      Aliran kas awal (Initial Cash Flow) merupakan aliran kas yang berkaitan dengan pengeluaran untuk kegiatan investasi misalnya; pembelian tanah, gedung, biaya pendahuluan dsb. Aliran kas awal dapat dikatakan aliran kas keluar (cash out flow)

b)      Aliran kas operasional (Operational Cash Flow) merupakan aliran kas yang berkaitan dengan operasional proyek seperti; penjualan, biaya umum, dan administrasi. Oleh sebab itu aliran kas operasional merupakan aliran kas masuk (cash in flow) dan aliran kas keluar (cash out flow).

c)      Aliran kas akhir (Terminal Cash Flow) merupakan aliran kas yang berkaitan dengan nilai sisa proyek (nilai residu) seperti sisa modal kerja, nilai sisa proyek yaitu penjualan peralatan proyek.

B. Keterbatasan

Cash flow mempunyai beberapa keterbatasan-keterbatasan antara lain;

a) Komposisi penerimaan dan pengeluaran yang dimasukan dalam cash flow hanya yang bersifat tunai.

b) Perusahaan hanya berpusat pada target yang mungkin kurang fleksibel

c) Apabila terdapat perubahan pada situasi internal maupun eksternal dari perusahaan yang dapat mempengaruhi estimasi arus kas masuk dan keluar yang seharusnya diperhatikan, maka akan terhambat karena manager hanya akan terfokus pada budget kas misalnya; kondisi ekonomi yang kurang stabil, terlambatnya customer dalam memenuhi kewajibanya.

C. Manfaat

Adapun kegunaan dalam menyusun estimasi cash flow dalam perusahaan sangat berguna bagi beberapa pihak terutama manajement. Diantaranya:

1) Memberikan seluruh rencana penerimaan kas yang berhubungan dengan rencana keuangan perusahaan dan transaksi yang menyebabkan perubahan kas.

2) Sebagian dasar untuk menaksir kebutuhan dana untuk masa yang akan datang dan memperkirakan jangka waktu pengembalian kredit.

3) Membantu menager untuk mengambil keputusan kebijakan financial.

4) Untuk kreditur dapat melihat kemampuan perusahaan untuk membayar kredit yang diberikan kepadanya

D. Langkah-langkah Penyusunan

Ada empat langkah dalam penyusunan cash flow, yaitu :

  1. Menentukan minimum kas
  2. Menyusun estimasi penerimaan dan pengeluaran
  3. Menyusun perkiraan kebutuhan dana dari hutang yang dibutuhkan untuk menutupi deficit kas dan membayar kembali pinjaman dari pihak ketiga.
  4. Menyusun kembali keseluruhan penerimaan dan pengeluaran setelah adanya transaksi financial dan budget kas yang final.

Cash flow memuat tiga bagian utama, yang terdiri dari:

  1. Cash in Flow, pada bagian ini mengidentifikasi sumber-sumber dana yang akan diterima , jumlah dananya dan waktu dalam periode tersebut, yang akan dihasilkan berupa penjualan tunai, penjualan kredit yang akan menjadi piutang, hasil penjualan aktiva tetap dan penerimaan lainnya. Perincian kas ini terdiri dari dua sifat, yaitu kontinyu dan intermitan.
  2. Cash Out Flow, pada bagian ini berhubungan dengan pengidentifikasian semua kas yang sudah diantisipasi, antara lain pembelian barang dagang baku, pembayaran hutang, upah, administrasi, dan pengeluaran lainnya. Cash out flow juga punya dua sifat yang sama yaitu kontinyu dan intermitan
  3. Financing (pembiayaan), pada bagian ini menunjukan besarnya net cash flow dan besarnya kebutuhan dana jika terjadi deficit.

2. Time Value of Money

A.       Pengertian

Time value of money atau dalam bahasa Indonesia disebut nilai waktu uang adalah merupakan suatu konsep yang menyatakan bahwa nilai uang sekarang akan lebih berharga dari pada nilai uang masa yang akan datang atau suatu konsep yang mengacu pada perbedaan nilai uang yang disebabkan karena perbedaaan waktu.

Dalam memperhitungkan, baik nilai sekarang maupun nilai yang akan datang maka kita harus mengikutkan panjangnya waktu dan tingkat pengembalian maka konsep time value of money sangat penting dalam masalah keuangan baik untuk perusahaan, lembaga maupun individu. Dalam perhitungan uang, nilai Rp. 1.000  yang diterima saat ini akan lebih  bernilai atau lebih tinggi dibandingkan dengan Rp. 1.000 yang akan diterima dimasa akan datang.

Hal tersebut  sangat mendasar karena nilai uang akan berubah menurut waktu yang disebabkan banyak factor yang mempengaruhinya seperti.adanya inflasi, perubahan suku bunga, kebijakan pemerintah dalam hal pajak, suasana politik, dll.

Manfaat time value of money adalah untuk mengetahui apakah investasi yang dilakukan dapat memberikan keuntungan atau tidak. Time value of money berguna untuk menghitung anggaran. Dengan demikian investor dapat menganalisa apakah proyek tersebut dapat memberikan keuntungan atau tidak. Dimana investor lebih menyukai suatu proyek yang memberikan keuntungan setiap tahun dimulai tahun pertama sampai tahun berikutnya.

Bunga Sederhana

Apabila total bunga yang diperoleh berbanding linear dengan besarnya pinjaman awal/pokok pijaman, tingklat suku buanga dan lama periode pinjaman yang disepakati, maka tingkat suku bunga tersebut dinamakan tingkat suku bunga sederhana (simple interest rate). Bunga sederhana jarang digunakan dalam praktik komersial modern.

Total bunga yang diperoleh dapat dihitung dengan rumus :

I           = P.i.n

Di mana :         I           = Total bunga tunggal

P          = Pinjaman awal

i           =  Tingkat suku bunga

n          = Periode pinjaman.

Jika pinjaman awal P, dan tingkat suku bunga, I, adalah suatu nilai yang tetap, maka besarnya bunga tahunan yang diperoleh adalah konstan. Oleh karena itu, total pembayaran pinjaman yang harus dilakukan pada akhir periode pinjaman F, sebesar :

F = P + I

Bunga Majemuk (compound interest)

Apabila bunga yang diperoleh setiap periode yang didasarkan pada pinjaman pokok ditambah dengan setiap beban bunga yang terakumulasi sampai dengan awal periode tersebut, maka bunga itu disebut bunga majemuk. Bunga majemuk lebih sering digunakan dalam praktik komersial modern.

Perbedaan yang terjadi disebabkan oleh pengaruh pemajemukkan (compounding). Perhitungan bunganya dilakukan berdasarkan pinjaman pokok dan bunga yang dihasilkan pada periode sebelumnya. Perbedaan tersebut akan semakin besar bila jumlah uang semakin sebesar,atau periode lebih lama.

  1. B.  Metode – metode yang Digunakan

FUTURE VALUE (nilai yang akan datang)

Adalah nilai uang dimasa yang akan datang dari uang yang diterima atau dibayarkan pada masa sekarang dengan memperhitungkan tingkat bunga setiap periode selama jangka waktu tertentu.untuk lebih jelasnya perhatikan gambar dibawah ini

26/10/11                                                                                26/10/12

Po                                                                                          FV

Rp 1,000,000                                                                                   ?

RUMUS

FV = Po (1+i)n

Keterangan :

FV  : Nilai pada masa yang akan datang

Po   : Nilai pada saat ini

i      : Tingkat suku bunga

n     :  Jangka waktu

Contoh :

Sebuah perusahaan memperoleh pinjaman modal dari suatu bank sebesar Rp 5,000,000 untuk mebeli peralatan produksi dengan jangka waktu 5 tahun bunga yang dikenakan sebesar 18 % per tahun berapa jumlah yang harus dibayar oleh perusahaan tsb pada akhir tahun ke 5?

FV = Po (1+r)n

FV = Rp 5,000,000 (1+0.18)5

FV = Rp 11,438,789

Jadi jumlah yang harus dibayarkan perusahaan kepada bank sebesar Rp 11,438,789

PRESENT VALUE (nilai sekarang)

Adalah nilai uang sekarang yang akan diperoleh atau dibayar dimasa yang akan datang  dengan tingakat suku bunga tertentu pada setiap periode. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar dibawah ini.

26/10/11                                                                                      26/10/12

PV                                                                                               Po

?                                                                                       Rp 1,000,000

Rumus :

Keterangan :

PV  :  Nilai sekarang

Po  :  NIlai di masa yang akan datang

r     :  Tingkat suku bunga

n    :  Jangka waktu.

CONTOH :

Tn B akan menerima uang sebesar Rp 40,000,000 pada 6 tahun mendatang. Berapa nilai uang yang akan diterima itu sekarang dengan tingkat bunga 20 % per tahun?

PV  =  Rp 40,000,000  x

=  Rp 13,396,000

Nilai uang Tn B sebesar Rp 40,000,000 yang akan diterima 6 tahun lagi pada tingkat bunga 20 % pada saat sekarang adalah sebesar Rp 13,396,000.

ANUITAS

            Adalah rangkaian/seri pembayaran atau penerimaan uang yang jumlahnya, periode serta tingkat bunganya sama selama jangka waktu tertentu. Annuity dapat dihitung menggunalan konsep future value annuity dan present value annuity.

FUTURE VALUE ANNUITY

Adalah suatu hal yang dimanfaatkan untuk mencari nilai dari suatu penjumlahan tahun yang akan datang dari jumlah yang diterima sekarang  pada waktu yang sudah ditentukan atau dengan kata lain penjumlahan dari future value. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar berikut ini.

6/06/07    6/07/07    6/08/07    6/09/07    6/10/07    6/11/07    6/12/07    6/01/08

Po                                                                                                           FV

Rp1 juta    Rp1 juta   Rp1 juta   Rp1 juta  Rp1 juta  Rp1 juta  Rp1 juta        ?

Rumus :

atau dengan rumus:     FVA = PMT ( FVIFA i,n )

Tabel Future Value of Annuity ( FVIFA ) US $

N10%15%20%30%40%50%
11.00001.00001.00001.00001.00001.0000
22.10002.15002.20002.30002.40002.5000
33.31003.47253.64003.99004.36004.7500
44.64104.99345.36806.18707.10408.1250
56.10516.74247.44169.043110.945613.1875

Sinking Fund / mencari anuitas

Merupakan perhitungan yang digunakan untuk menentukan suatu jumlah dari anuitas tertentu yang akan dicadangkan (simpan) pada setiap priode dalamjangka waktu yang sudah ditentukan dengan tingkat bunga yang berlaku supaya dapat mencukupi untuk masa yang akan datang. Dengan rumus sebagai berikut:

A    =  FVa                                      

Keterangan :

FVA  : Nilai yang akan datng dari suatu anuitas

A  : Anuitas

r    : Tingkat bunga

n   : Periode tertentu

Contoh soal:

Tn B ingin mengakumulasikan sejumlah dananya sebesar Rp 20,000,000 yang diinvestasikan pada PT ABC tiap semester selama 10 tahun dengan tingkat bunga 10 % per tahun

Tn A menabung sebesar Rp 5,000,000 setiap tahun untuk jangka waktu 5 tahun dengan tingakat suku bunga 15 %. Berapakah nilai tabungan Tn A pada akhir tahun ke 5

Jawab:

Diket:  Po = Rp 5,000,000

i    =  15 %

n   = 5 tahun

ditanya            : Fv…..?

jawab;

26/10/11    26/10/12    26/10/13    26/10/14    26/10/15    26/10/16

Po                                                                           FV

Rp5 juta    Rp5 juta   Rp5 juta   Rp5 juta  Rp5 juta        ?

5(1+0.15)1

5(1+0.15)2

5(1+0.15)3

   5(1+0.15)4

 5(1+0.15)5

             

(1+0.15)1 = 1.1500

(1+0.15)2 = 1.3225

(1+0.15)3 = 1.5209

(1+0.15)4 = 1.7490

(1+0.15)5 = 2.0114      total = 7.7538

FVA = PMT ( FVIFA i,n )

= Rp 5,000,000 (7.7538)

= Rp 38,769,000

Jadi uang tunai yang dimiliki Tn a setelah menabung selama 5 tahun dengan tingkat suku bunga 15 % sebesar Rp 38,769,000

PRESENT VALUE ANNUITY

Adalah suatu bilangan yang dapat dimanfaatkan untuk mencari nilai sekarang dari suatu penjumlahan yang diterima setiap akhir periode pada jangka waktu tertentu. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar berikut ini

6/06/07    6/07/07    6/08/07    6/09/07    6/10/07    6/11/07    6/12/07    6/01/08

PV                                                                                                             Po

?        Rp1 juta    Rp1 juta   Rp1 juta   Rp1 juta  Rp1 juta  Rp1 juta  Rp1 juta

Rumus yang digunakan:

atau dengan rumus:

PVA = A ( PVIFA i,n )

Keterangan:

PVA           = nilai sekarang dari suatu anuitas

A               = anuitas / angsuran

i                 = tigkat bunga

n                = jangka waktu / priode

Tabel present value of annuity ( PVIFA ) US $

N10%15%20%30%40%50%
10.90910.86960.83330.76920.71430.6667
21.73551.62571.52871.36091.22451.1111
32.48692.28322.10651.81611.58891.4074
43.16992.85502.58872.16621.84921.6049
53.79083.35222.99062.43562.03521.7366

Capital Recovery Factor

Merupakan faktor bilangan yang digunakan untuk menghitung sejumlah uang tertentu yang dibayar dalam jumlah yang tetap pada setiap priode.

Rumusnya:

Atau dengan rumus:

A = PVA ( 1 / PVIFA i,n )

Keterangan :

A         = anuitas / angsuran

PVA    = nilai sekarang

i           = tingkat bunga

n          = jangka waktu

Contoh Soal:

PT. ABC merencanakan akan mendapatkan sejumlah uang dari hasil penjualan produksinya sebesar Rp. 1000.000.000,- setiap tahun. Jumlah tersebut akan diterima selama 2 tahun berturut-turut. Sehingga berapa jumlah yang harus diterima oleh PT. ABC apabila tingkat bunga yang diberikan 20 % per tahun?

Jawaban :

Dik      : A = Rp. 1000.000.000,-

i  = 20 %

n  = 2 tahun

Dit       : PVA……?

Jawab  :

PV= A    ( 1 + i ) n  – 1

I ( 1 + i ) n

= Rp. 1000.000.000,-   ( 1 + 0.2 )2 – 1

I ( 1 + 0.2 )2

=Rp. 1.527.777.778,-

C.    Konsep Ekuivalensi

Untuk menjelaskan konsep ekuivalensi, misal seseorang meminjam uang sebesar Rp 1.000,- dan sepakat untuk mengembalikan dalam waktu 4 tahun dengan tingkat suku bunga 10% per tahun. Terdapat banyak cara untuk membayarkan kembali pokok pinjaman dan bunga untuk menunjukkan konsep ekuivalensi , seperti pada table berikut. Ekuivalensi disini berarti semua cara pembayaran yang memiliki daya tarik yang sama bagi peminjam.

Table Berbagai Cara Pembayaran Pinjaman

TahunJumlah Pinjaman pada awal tahunBunga pinjaman untuk tahun tersebutTotal pinjaman pada akhir tahunPinjaman pokok yang dibayarkanTotal pembayaran pada akhir tahun
Cara 1 : Pada setiap akhir tahun dibayar satu per empat pinjaman pokok ditambah bunga yang jatuh tempo.
11.000,00100,001.100,00250,00350,00
2750,0075,00825,00250,00325,00
3500,0050,00550,00250,00300,00
4250,0025,00275,00250,00275,00
2.500,00250,001.000,001.250,00
Cara 2 : Pada setiap akhir tahun dibayar bunga yang jatuh tempo, pinjaman pokok dibayarkan kembali pada akhir tahun ke-4.
11.000,00100,001.100,000,00100,00
21.000,00100,001.100,000,00100,00
31.000,00100,001.100,000,00100,00
41.000,00100,001.100,001.000,001.100,00
4.000,00400,001.000,001.400,00
Cara 3 : Pada setiap akhir tahun dilakukan pembayaran yang sama besar, yang terdiri dari sejumlah pinjaman pokok dan bunga yang jatuh tempo.
11.000,00100,001.100,00215,47315,47
2784,5378,45862,98237,02315,47
3547,5154,75602,26260,72315,47
4286,7928,68315,47286,79315,47
2.168,79261,881.000,001.261,88
Cara 4 : Pokok pinjaman dan bunga dibayarkan dalam satu kali pembayaran di akhir tahun ke-4.
11.000,00100,001.100,000,000,00
21.100,00110,001.210,000,000,00
31.210,00121,001.331,000,000,00
41.331,00133,101.464,101.000,001.464,10
4.641,00464,101.000,001.464,10

Meskipun total pembayaran kembali  uang pinjaman berbeda menurut caranya, tetapi bisa ekuivalensi satu sama lain merupakan konsep yang penting dalam ekonomi teknik.

Ekuivalensi tergantung pada :

  1. Tingkat suku bunga
  2. Jumlah uang yang terlibat
  3. Waktu menerima dan / atau pengeluaran uang.
  4. Sifat yang berkaitan dengan pembayaran bunga terhadap modal yang ditanamkan dan modal awal yang diperoleh kembali.

Jika tingkat suku bunga konstan pada 10% untuk cara pembayaran apapun, maka semua cara pembayaran tersebut ekuivalen. Seseorang bisa secara bebas meminjam dan meminjamkan pada tingkat suku bunga 10%. Tidak ada bedanya pada pokok pinjaman dibayarkan dalam umur pinjaman atau baru dibayar kembali pada akhir athun ke-4.

D.    Penerapan Ekuivalensi Dalam Analisis Ekonomi Teknik

Analis ekonomi teknik digunakan untuk menentukan pilihan terbaik dari sejumlah alternative yang ada. Agar dapat menentukan pilihan terbaik, harus dibandingkan nilai (dalam hal ini uang) dari masing-masing alternative. Nilai uang itu baru dapat dibandingkan bila berada pada waktu yang sama.

Apabila nilai uang yang akan dibandingkan berada pada waktu yang berbeda-beda, harus dibawa terlebih dahulu ke waktu yang sama. Waktu yang sama tersebut bisa waktu sekarang, waktu yang akan datang, atau kapan saja.

Penerapan ekuivalensi dalam analsis ekonomi teknik adalah menjadikan nilai uang dari masing-masing alternative yang akan dibandingkan menjadi nilai-nilai yang dapat dibandingkan, dengan mengonversi nilai-nilai dari waktu yang berbeda-beda ke suatu waktu yang sama.

Rumus – rumus dalam Konsep nilai uang terhadap waktu

3. Kriteria Investasi

A. Pengertian

Kriteria investasi merupakan indikator dari modal yang diinvestasikan, yaitu perbandingan antara total benefit yang diterima dengan total biaya yang dikeluarkan dalam bentuk present value selama umur ekonomis. Perkiraan benefit (cash in flows) dan perkiraan cost (cash out flows) merupakan alat kontrol dalam pengendalian biaya untuk memudahkan dalam mencapai tujuan usaha/proyek. Kriteria investasi yang dapat digunakan: NPV, Net B/C, IRR, Payback Period

1. NPV (Net Present Value)

Dimana:

NPV = Net Present Value

Bt   = Present Value Benefit

Ct   = Present Value Cost

i     = diskon faktor

n    = tahun (waktu)

 

Merupakan manfaat bersih tambahan (nilai kini bersih) yang diterima proyek selama umur proyek pada tingkat discount factor tertentu.

NPV merupakan selisih antara present value benefit dengan present value cost

Indikator :

NPV > 0 (nol) → usaha/proyek layak (feasible) untuk dilaksanakan

NPV < 0 (nol) → usaha/proyek tidak layak (feasible) untuk dilaksanakan

NPV = 0 (nol) → usaha/proyek berada dalam keadaan BEP dimana

TR=TC dalam bentuk present value.

2. NET B/C

Net B/C adalah perbandingan antara net benefit yang bernilai positif (+) dengan net benefit yang bernilai negative (-). (tidak ada satuannya)

Rumus :

Indikator :

Net B/C > 1 (satu) berarti proyek (usaha) layak dikerjakan

Net B/C < 1 (satu) berarti proyek tidak layak dikerjakan

Net B/C = 1 (satu) berarti cash in flows = cash out flows (BEP)

3. IRR (Internal Rate of Return)

Merupakan tingkat pengembalian internal yaitu kemampuan suatu proyek menghasilkan return (satuannya %).

Perhitungan IRR dgn cara interpolasi

Jika diperoleh NPV +, maka carilah NPV – dgn cara meningkatkan discount factornya

Indikator IRR :

–          Jika IRR > DF, discount rate yg berlaku maka proyek layak utk dilaksanakan

–          Jika IRR < DF. Discount rate yg berlaku, maka proyek tdk layak utk dilaksanakan

4. Payback Period

Merupakan jangka waktu / periode yang diperlukan untuk membayar kembali semua biaya-biaya yang telah dikeluarkan dalam investasi suatu proyek

Indikator Payback Period :

Semakin cepat kemampuan proyek mampu mengembalikan biaya-biaya yang telah dikeluarkan dalam investasi proyek maka proyek semakin baik (satuan waktu).

Dimana :

PP = Payback Period

I = besarnya biaya investasi
Ab = benefit bersih yg diperoleh setiap tahunnya

 

Rumus :

Contoh Soal :

Diketahui suatu proyek besar menghasilkan estimasi biaya dan manfaat sebagai berikut :

  • Umur proyek 6 tahun
  • Tk. DF yg berlaku 10 %
  • Biaya yg dikeluarkan hanya pada tahun ke-1 dan ke-2 masing-masing sebesar Rp 500 jt dan Rp  400 jt
  • Manfaat yang diterima mulai tahun ke-3 sampai tahun ke-6 masing-masing sebesar Rp 200 jt, Rp 300 jt, Rp 400 jt, dan Rp 500 jt
  • Hitunglah :  Kriteria investasi proyek tersebut dengan 4 kriteria NPV, Net B/C, IRR dan PP.
  • Bagaimana kesimpulannya ?

Penyelesaian:

  1. NPV
ThnCost* (Rp)Benefit* (Rp)NB*DF 10%PV 10%
1500(500)0,909(454,5)
2400(400)0,826(330,4)
32002000,751150,2
43003000,683204,9
54004000,620248
65005000,564282,0
TOTNPV100,2

* dalam juta

Jadi berdasarkan kriteria NPV, proyek tersebut mampu menghasilkan nilai kini bersih selama 6 tahun pada Tk, DF 10 % sebesar Rp 100,2 juta, sehingga layak untuk dilaksanakan (NPV>0)

  1. Net B/C

Berdasarkan kriteria Net B/C (perbandingan present value + dgn present value -) maka hasilnya :

PV (+) = Rp 885,5

PV (-) = Rp 784,9

Sehingga Net B/C = (885,5/784,9) = 1,13

Artinya, dari setiap satu satuan biaya yg dikeluarkan proyek mampu manghasilkan manfaat bersih sebesar 1,13, sehingga proyek layak untuk dilaksanakan. (Net B/C>1)

  1. IRR

Pada Tk DF 10% NPV (+), maka utk berikutnya carilah agar NPV bernilai negatif (+ & – saling meniadakan) dengan meningkatkan DFnya (maks 5 %).

ThnCost (Rp)Benefit (Rp)NBDF 10%PV 10%DF 15%PV 15%
1500(500)0,909(454,5)0,869(434,5)
2400(400)0,826(330,4)0,756(302,4)
32002000,751150,20,657131,4
43003000,683204,90,572171,6
54004000,620284,40,497198,8
65005000,564282,00,432216
TOTNPV100,6-19,1

Krn pada Tk DF 15% NPV bernilai negatif (19,1) maka mulai masuk ke rumus IRR

IRR = 10 % + {(100,6)/(100,6-(-19,1)} (15%-10%)

= 14,20 %

Kemampuan proyek menghasilkan return sebesar 14,20 persen (> 10 %) sehingga berdasarkan kriteria IRR layak untuk dilaksanakan.

  1. PP

Investasi = Rp 900 jt

Jumlah benefit dari tahun ke-3 s.d. ke-5 mencapai nilai Rp. 900 jt

Sehingga Payback Period = 5 tahun

DAFTAR PUSTAKA

http://downloads.ziddu.com/downloadfiles/3207569/TIMEVALUEOFMONEY.doc

Klik untuk mengakses Nilai+Waktu+Uang.pdf

http://ums.ac.id/staf/triyono/fm/Courses/MANAJEMEN%20KEUANGAN.doc

https://bagaskawarasan.wordpress.com/2012/11/21/pengembangan-rencana-bisnis-di-bidang-tik-aspek-keuangan-2/